Selasa, 03 Februari 2009

Hadapi ujian dengan segala persiapan

Tak lama lagi kita akan menghadapi hal yang paling besar selama sekolah di SMA 6 tercinta dan paling menentukan bagi hidup kita-terutama bagi yang kelas tiga-, yaitu ‘ujian’. Ujian Nasional namanya, si-Ujian ini sangat nakal n’ bandel terlebih lagi kalo kita nggak punya cara jitu kalo mau menghadapinya. Jangan sampai kesempatan yang bisa jadi sekali seumur hidup ini kita sia-siakan dan harus kita kotori dengan hal-hal yang akan merugikan diri kita di kemudian hari.

Hakikat ujian yang akan kita hadapi sebenarnya tidak jauh berbeda dengan ujian yang diberikan oleh Allah ,untuk menguji mana hambaNya yang beriman dan mana hambaNya yang ingkar. Tampaknya hanya sepele, tetapi coba kita selidiki lebih dalam. Allah menguji seorang hamba agar imannya bertambah. Begitu juga kita, siapa diantara kita yang dapat melalui ‘Ujian’ dengan benar –tidak mencontek atau membuka catatan- , maka kita telah melalui ujian keimanan untuk tidak melakukan perbutan yang dilarang.

Sebenarnya kalau kita tahu rahasianya kita dapat memperoleh dua manfaat dari menghadapi ‘ujian ‘ tadi. Kita dapat memperoleh nilai yang baik dengan rasa puas, sekaligus kita dapat memperoleh pahala dari Allah melalui kejujuran dan usaha kita untuk memperoleh nilai yang baik. Kita jadikan ‘ujian ‘ yang kita hadapi ini sebagai sarana kita untuk beribadah kepada Allah , bukan malah menjadi ajang kita untuk mengembangkan bakat terpendam kita, yaitu mencontek dan ngerpek.

Entah ujian semester atau pun ujian akhir tentunya masing-masing sangat menentukan nasib hidup kita. Berikut adalah sebagian kecil dari pengalaman kakak-kakak alumni yang telah melalui berbagai ujian, dan sukses menghadapinya (Ujian Semester & Nasional) :

Pertama, Belajarlah yang efektif & kenali soal. Dalam artian belajar harus benar-benar soal yang kira-kira pasti keluar dalam ujian, bukan soal yang meragukan. Untuk mengetahuinya kita perlu meneliti soal-soal tahun terdahulu, setidaknya dari tim pembuat soal memiliki standar dalam memberikan beban soal. Dengan sering mengerjakan soal2 terdahulu kita akan terbiasa dengan beban dan kualitas soal yang kita kerjakan sehingga kita tidak kaget ketika menyelesaikannya. Usahakan mengerjakan latihan soal dengan berkelompok karena satu sama lain akan saling melengkapi kekurangan masing-masing.

Sekedar tambahan saja sekaligus perkiraan. Untuk soal UAS sering-sering lah mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru kita karena kemungkinan keluarnya lebih banyak. Untuk Ujian Nasional kita perlu menambah jam terbang kita mengerjakan soal-soal tahun lalu. Ada sedikit analisis bahwa momok dalam Ujian Nasional adalah Matematika dan bahasa Inggris. Pada saat Matematika mudah-Bahasa Inggris susah,pada saat Matematika susah bahasa Inggris malah mudah. Untuk tahun lalu yang susah adalah Matematika, kemungkinan tahun ini bahasa Inggris yang susah.

Kedua, Jujur.Perkara ini merupakan wujud ikhtiar kita dalam hal akhirat selain ikhtiar kita dalam masalah dunia tadi yaitu belajar.Ini sangat penting untuk mengetahui seberapa besar iman kita kepada Allah .Dengan membiasakan jujur mulai saat ini ( tidak nyontek dan ngerpek), kita akan terbiasa berpikir sendiri. Banyak sekali manfaat yang akan dipetik dengan kejujuran ini.

Manfaat jujur antara lain kita tidak tergantung dengan orang lain. Ketahuilah bahwa saat Ujian nanti tidak celah untuk nengok teman apalagi meminta jawaban, sangat sulit karena pengawasnya jauh lebih awas dari selama kita di SMA 6. Walaupun terkadang dalam ulangan sehari-hari dengan modal jujur ini nilai kita tidak bisa oke, bahkan kalah sama teman yang kemampuannya dibawah kita tapi nyontek, di moment ini kejujuran itu dapat kita petik manfaatnya. Disaat teman2 stress tidak ada lahan contekan & membuka catatan, kita masih asyiknya mengerjakan sendiri dan yakin dengan kemampuan sendiri dan dengan pertolongan Allah tentunya. Orang yang sering curang sangat sulit mendapat pertolongan dari Allah walaupun pada hari itu dia tahajjud & puasa dengan khusyuk mungkin. Malahan dengan nilai yang kurang bagus kita akan lebih termotivasi untuk lebih meningkatkan waktu belajar sehingga kita lebih memahami pelajaran yang kita kaji.

Ketahuilah saudara-saudara bahwa Allah memandang sesuatu melalui proses/usahanya bukan dari hasilnya. Meskipun hasilnya baik tapi tidak ada usaha maka akan sia-sia belaka. Pada saat kita sudah mati2an usaha & jujur mengerjakan tetapi nilai tidak memuaskan, yakinlah bahwa suatu saat Allah akan memberikan pertolongan pada saat keadaan kita terdesak. Pada saat kita berpikir; “Bilakah datangnya pertolongan Allah” Ingatlah; sesungguhnya pertolongan itu amatlah dekat (QS. Al Baqarah :214). Tidak mungkin kan... Allah menyelisihi janjinya.

Selanjutnya dan juga terpenting adalah Doa. Mulai saat ini marilah kita meningkatkan amalan ibadah kita terutama ibadah sunnah yang saat-saat kemarin belum kita lakukan. Usaha tanpa doa adalah sombong, doa tanpa usaha adalah bohong. Adapun doa yang diajarkan Rasulullah ,yang diriwayatkan oleh Ibnu Sunni dan Ibnu Hibban pada saat kita menghadapi perkara yang sulit yaitu , “Allahumma laa sahla illaa maa ja’altahusahlaa, wa anta taj’alulhazna idzaa syi’ta sahlaa”

Terakhir adalah Tawakkal (berserah diri). Inilah senjata ampuh para pendahulu Islam yang menjadi teladan kita dalam meraih kebahagiaan hidup. Setelah semua kita lakukan ikhtiar dan doa maka tibalah saat kita menyerahkan segala hasilnya kepada Allah . Kebanyakan dari kita terutama yang terbiasa dapat nilai bagus pada saat nilai kita jelek, kita tidak puas. Bisa jadi hal tersebut dikarenakan kita kurang berserah diri kepada Allah .Pada saat kita berserah diri maka dalam benak kita hanyalah hasil yang terbaik menurut Allah , dengan ini pula kita akan tenang dalam mengerjakan ujian karena segala usaha dan hasilnya kita serahkan kepada Allah . Dalam QS. Ath Thalaq ayat 3 Allah berfirman :” Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan ( keperluan) nya.”

by : Angga Surya, ditulis untuk tips persiapan UN 2008

Tidak ada komentar: