Sabtu, 14 Februari 2009

Tata Cara Mandi Besar

Temen2 tau bagaimana tata cara mandi wajib?? baca niat, basmalah, terus keramas??? mungkin ini yang banyak difahami orang-orang. Tapi ternyata ada hadits Rasulullah Sholallahu 'Alahi wasalam mengenai mandi besar. Dan ternyata isi hadits2 tersebut tidak menunjukkan adanya keramas dalam rangkaian 'ritual' mandi besar. Yah jadi, ini bisa jadi pelajaran buat qta, bahwa mungkin saja hal2 yang sudah lazim difahami masyarakat mesti dibuktikan lagi... apakah sudah sesuai dengan sunnah Rasulullah. Perhatikan Surat Al-Maa'idah ayat 5, "Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul." Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya." Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?".

Yaudah ga' pakek lama, silakan baca artikel berikut. Trus, setelah mbaca, dipraktekkan lho yaaa...

Pertama, Biar mudah dan kamu semua cepet mbacanya, q tulisin poin-poinnya dulu, terus setelah tu ada dalil yang menjadi dasar dari poin2 yang udah tertulis.

Syarat Mandi

Sebelum mengetahui tata cara mandi wajib perlu diketahui dahulu syarat sah mandi wajib, yaitu :

1. berniat sebelum memulai (Ibnu Qosim menambahkan dalam Al-Hasyiyah I/198 dengan tidak membatalkan niat sebelum selesainya bersuci)

2. beragama Islam
3. berakal
4. mumayyiz (baligh)
5. menggunakan air yang suci

6. tidak ada sesuatu yang menghalangi sampainya ait ke kulit (seperti cat, cat kuku, dan lain-lain-pent)

7. telah berhenti dari sesuatu yang mewajibkannya mandi (keluarnya mani; bertemunya dua farji*; Masuk Islam; matinya orang Islam selain mati syahid di medan jihad; haidh; nifas)

Tata Cara Mandi Wajib

Tata cara mandi wajib yang sempurna, yang mencakup semua hal, baik yang wajib maupun yang sunnah, adalah sebagai berikut:
1. Niat dalam hati
2. Membaca basmalah
3. Mencuci kedua telapak tangan tiga kali
4. Membersihkan farji dengan tangan kiri
5. Membersihkan tangan kiri, caranya bisa dengan

a. membersihkan dgn debu /tanah;
b. atau menggosokkannya ke dinding/ tembok
c. atau membasuhnya dengan air dan sabun

6. Berwudhu’ secara sempurna (sebagaimana wudhu’ ketika akan sholat)

7. Menyela-nyelai rambut secara merata dan menyiram kepala tiga kali (dimulai dari kepala sebelah kanan, sebelah kiri, kemudian sebelah tengah)

8. Meratakan air ke seluruh tubuh
9. Berpindah dari tempat semula, lalu membasuh kedua kaki.


Nah... kalo langkah 1 sampai 9 udah dilakukan semua... Insya Allah kamu udah suci lagi dan boleh melakukan hal-hal yang dilarang bagi orang yang masih dalam keadaan junub, antara lain MENGERJAKAN SHOLAT, THAWAF DI KA'BAH, MENYENTUH MUSHAF, MEMBACA AL-QUR'AN, AND BERDIAM DI MASJID.
TRUS kalo langkah 9 udah dilakukan, silakan mandi seperti biasa... pakek sabun, keramas, dan gosok gigi deh.


sekarang yuk baca landasan + penjelasan dari poin2 di atas.

Adapun landasan yang digunakan yakni;

1. Niat dalam hati
Hal ini didasarkan pada hadits ‘Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu, dari Nabi sholallahu ‘alihi wasalam, beliau bersabda, “Sesungguhnya semua ibadah hanya sah bila dikerjakan dengan niat dan sesungguhnya setiap orang hanya akan mendapat balasan sesuai dengan niatnya.” (HR. Bukhari Muslim)

2. Membaca basmalah
Hal ini didasarkan pada hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi sholallahu ‘alihi wasalam bersabda, “Tidak sah sholat bagi seseorang yang tidak berwudhu’ dan tidak sempurna wudhu’ bagi seseorang yang tidak membaca basmalah.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi, dihasankan Albani dalam Irwa’ul Ghalil Hadits no. 81)

3. Mencuci kedua telapak tangan tiga kali
Hal ini didasarkan pada hadits ‘Aisyah Radhiyallahu 'anha yang menyebutkan, “Bahwa Nabi Sholallahu 'Alaihi wasalam bila mandi junub (mandi besar), beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangan beliau, kemudian berwudhu' sebagaimana wudhu' hendak sholat. Selanjutnya, beliau memasukkan jari-jari tangannya ke dalam air, lalu menyela-nyelai pangkal rambut kepala. Setelah itu beliau menyiram kepalanya dengan air sepenuh kedua telapak tangan tiga kali, lalu meratakannya ke seluruh tubuh." (HR. Bukhari)
Didasarkan pula pada hadits Maimunah Radhiyallahu 'anha, ia berkata, “Saya pernah menyiapkan air untuk mandi junub Rasulullah, Beliau lalu mencuci kedua telapak tangannya dua atau tiga kali, kemudian memasukkan tangan kanannya ke dalam wadah air (untuk menciduk air), lalu mencuci farji beliau dengan tangan kiri. Setelah itu beliau meletakkan tangan kirinya di tanah, lalu menggosok-gosokkannya sampai benar-benar bersih. Selanjutnya, beliau berwudhu' sebagaimana wudhu' hendak sholat, kemudian menyiram kepalanya dengan air sepenuh kedua telapak tangannya tiga kali, kemudian membasuh seluruh tubuhnya. Setelah itu beliau bergeser dari tempat semula, lalu membasuh kedua kakinya. Selanjutnya, saya memberikan handuk kepada beliau, namun beliau menolaknya.” (HR. Muslim)

4. Membersihkan farji dengan tangan kiri
Hal ini didasarkan pada hadits Maimunah Radhiyallahu 'anha, ia berkata, “Saya pernah menyiapkan air untuk mandi junub Nabi sholallahu ‘alihi wasalam, Beliau lalu mencuci kedua telapak tangannya dua atau tiga kali, kemudian menuangkan air (dengan tangan kanannya) dan mencuci farjinya dengan tangan kiri. Setelah itu beliau sholallahu ‘alihi wasalam membersihkan tangan kirinya dengan debu. Selanjutnya, beliau berkumur, menghirup air ke hidung dan menyemburkannya, membasuh muka, membasuh kedua tangan (sampai ke siku, dan mengusap kepala), kemudian meratakan air ke seluruh tubuh. Setelah itu beliau bergeser dari tempat semula, lalu membasuh kedua kakinya.“ (HR. Bukhari)
Didasarkan pula pada hadits Maimunah Radhiyallahu 'anha yang lain, ia berkata, “Saya pernah menyiapkan air untuk mandi junub Rasulullah, Beliau lalu mencuci kedua telapak tangannya dua atau tiga kali, kemudian memasukkan tangan kanannya ke dalam wadah air (untuk menciduk air), lalu mencuci farji beliau dengan tangan kiri. Setelah itu beliau meletakkan tangan kirinya di tanah, lalu menggosok-gosokkannya sampai benar-benar bersih. Selanjutnya, beliau berwudhu' sebagaimana wudhu' hendak sholat, kemudian menyiram kepalanya dengan air sepenuh kedua telapak tangannya tiga kali, kemudian membasuh seluruh tubuhnya. Setelah itu beliau bergeser dari tempat semula, lalu membasuh kedua kakinya. Selanjutnya, saya memberikan handuk kepada beliau, namun beliau menolaknya.” (HR. Muslim)

5. Membersihkan tangan kiri
Seseorang yang mandi junub hendaklah membersihkan tangan kirinya (setelah digunakan untuk membersihkan farji) dengan salah satu cara berikut:

a. dengan debu atau tanah yang suci.
Hal ini berdasarkan hadits Maimunah Radhiyallahu 'anha, ia berkata, “Saya pernah menyiapkan air untuk mandi junub Rasulullah, Beliau lalu mencuci kedua telapak tangannya dua atau tiga kali, kemudian memasukkan tangan kanannya ke dalam wadah air (untuk menciduk air), lalu mencuci farji beliau dengan tangan kiri. Setelah itu beliau meletakkan tangan kirinya di tanah, lalu menggosok-gosokkannya sampai benar-benar bersih. Selanjutnya, beliau berwudhu' sebagaimana wudhu' hendak sholat, kemudian menyiram kepalanya dengan air sepenuh kedua telapak tangannya tiga kali, kemudian membasuh seluruh tubuhnya. Setelah itu beliau bergeser dari tempat semula, lalu membasuh kedua kakinya. Selanjutnya, saya memberikan handuk kepada beliau, namun beliau menolaknya.” (HR. Muslim)

b. Menggosokkannya ke dinding/ tembok.
Hal ini berdasarkan hadits Maimunah binti Al-Harits, ia berkata, "Aku pernah menyiapkan air untuk mandi (junub) Rasulullah Sholallahu 'Alahi Wasalam dan aku tabiri beliau (dengan kain). Beliau lalu menuangkan air ke telapak tangannya dan mencucinya satu atau dua kali. "-Sulaiman (Al-A'masy) berkata: "Aku tidak tahu apakah Salim bin Ja'd menyebutkan lafadz 'tiga kali' atau tidak'-, kemudian beliau menuangkan air dengan tangan kanan dan mencuci farji dengan tangan kirinya. Setelah itu, beliau menggosokkan tangan kirinya ke tanah atau dinding. Beliau berkumur, menghirup air ke hidung dan menyemburkannya, membasuh muka, dan membasuh kedua tangan (sampai ke siku), kemudian beliau membasuh kepala, lalu meratakan air ke seluruh tubuh. Setelah itu beliau bergeser dari tempat semula, lalu membasuh kedua kakinya. Selanjutnya, aku memberikan handuk kepada beliau, namun beliau memberi isyarat dengan tangannya yang maksudnya bahwa beliau tidak mau." (HR. Bukhari)

c. Membasuh dengan air dan sabun

6. Berwudhu’ secara sempurna (sebagaimana wudhu’ ketika akan sholat)
Sesorang yang mandi wajib hendaklah berwudhu' secara sempurna terlebih dahulu sebagaimana wudhu' hendak sholat; atau boleh juga berwudhu' dengan mengakhirkan membasuh kaki di akhir rangkaian mandi. Hal ini didasarkan pada hadits 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha yang menyebutkan, "Bahwa Nabi Sholallahu 'Alaihi wasalam bila mandi junub , beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangan beliau, kemudian berwudhu' sebagaimana wudhu' hendak sholat. Selanjutnya, beliau memasukkan jari-jari tangannya ke dalam air, lalu menyela-nyelai pangkal rambut kepala. Setelah itu beliau menyiram kepalanya dengan air sepenuh kedua telapak tangannya tiga kali, lalu meratakannya ke seluruh tubuh." (HR. Bukhari)
Didasarkan pula pada hadits Maimunah Radhiyallahu 'Anha, ia berkata, "Biasanya Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wasalam mencuci farji-nya dan berwudhu' terlebih dahulu sebagaimana wudhu' hendak sholat tanpa membasuh kedua kaki. Setelah meratakan air ke seluruh tubuh, beliau menggeserkan kedua kakinya dari tempat semula, lalu membasuh keduanya. Inilah cara beliau mandi junub." (HR. Bukhari)

7. Menyela-nyelai rambut secara merata dan menyiram kepala tiga kali
Seseorang yang mandi wajib hendaklah menyela-nyelai rambutnya secara merata, lalu menuangkan air ke atas kepalanya tiga kali. Hal ini didasarkan pada Hadits 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha yang menyebutkan, " Bahwa Nabi Sholallahu 'Alaihi wasalam bila mandi junub (mandi besar), beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangan beliau, kemudian berwudhu' sebagaimana wudhu' hendak sholat. Selanjutnya, beliau memasukkan jari-jari tangannya ke dalam air, lalu menyela-nyelai pangkal rambut kepala. Setelah itu beliau menyiram kepalanya dengan air sepenuh kedua telapak tangannya tiga kali, lalu meratakannya ke seluruh tubuh." (HR. Bukhari)
Didasarkan pula pada Hadits 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha yang lain, ia berkata, "Rasulullah Sholallahu 'Alaihi wasalam bila mandi junub, beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya, lalu menuangkan air dengan tangan kanannya guna membersihkan farji dengan tangan kirinya. Setelah itu beliau berwudhu' sebagaimana wudhu' hendak mengerjakan sholat. Selanjutnya, beliau mengambil air, lalu memasukkan jari-jari tangan beliau ke pangkal rambut kepala. Setelah beliau rasakan merata, beliau menyiram kepalanya dengan air sepenuh kedua telapak tangannya tiga kali. setelah itu beliau ratakan air ke seluruh tubuh dan beliau basuh kedua kakinya." (HR. Muslim)
Dalam menyiram kepala, hendaklah dimulai dari kepala bagian kanan, kemudian yang kiri, dan terakhir kepala bagian tengah. Hal ini berdasarkan pada Hadits 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha, ia berkata, "Adalah Nabi Sholallahu 'Alaihi wasalam bila hendak mandi junub, beliau minta diambilkan air dalam wadah yang besarnya kurang lebih sama dengan 'hilab' (wadah untuk menampung perahan susu unta). Beliau lalu menciduk air sepenuh kedua telapak tangan dan menyiram kepalanya mulai dari sebelah kanan, lalu sebelah kiri, dan terakhir sebelah tengah." (HR. Bukhari)
Didasarkan pula pada Hadits 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha yang lain, ia berkata, "Adalah Rasulullah Sholallahu 'Alaihi wasalam bila hendak mandi junub, beliau minta diambilkan air dalam wadah yang besarnya kurang lebih sama dengan 'hilab' (wadah untuk menampung perahan susu unta). Beliau lalu menciduk air sepenuh kedua telapak tangan dan menyiram kepalanya mulai dari sebelah kanan, lalu sebelah kiri, dan terakhir sebelah atas." (HR. Muslim)
Ketika mandi junub, bagi wanita dibolehkan untuk tidak melepas ikatan rambutnya. Hal ini didasarkan pada hadits Ummu Salamah Radhiyallahu 'Anha. Ia berkata, "Aku pernah bertanya,'Ya Rasulullah, sesungguhnya aku adalah seorang wanita yang suka menggelung/ atau mengepang rambut. haruskah aku melepasnya saat mandi junub?' Beliau menjawab, "Tidak! Cukup bagimu menyiram kepalamu tiga kali dan selanjutnya engkau ratakan air ke seluruh tubuh. Dengan demikian, engkau menjadi suci." (HR. Muslim)
Dalam riwayat Muslim yang lain disebutkan, "Haruskah aku melepasnya saat mandi sehabis haidh dan saat mandi junub?, Beliau menjawab: Tidak!"
Adapun ketika mandi sehabis haidh lebih dianjurkan bagi wanita untuk melepas ikatan rambutnya. Hal ini didasarkan pada Hadits 'Aisyah Radhiyallahu 'anha yang menyebutkan bahwa Nabi Sholallahu 'Alaihi Wasalam pernah bersabda kepadanya ketika kedatangan haidh saat menunaikan ibadah haji, "Tinggalkanlah (rangkaian tertentu ibadah) 'umrahmu; lepaskanlah ikatan rambutmu (saat mandi); dan bersisirlah" (HR. Bukhari) -Syaikh Bin Baz Rahimahullah menjelaskan dalam Ta'liqnya atas Muntaqol Akhbar "Lebih dianjurkan bagi wanita untuk melepas ikatan rambutnya saat mandi sehabis haidh, namun tidak danjurkan baginya untuk melepasnya saat mandi junub. " Baca: Fathul bari I/418 dan Al-Haidh wan Nifas hal. 175-

8. Meratakan air ke seluruh tubuh
Seseorang yang mandi wajib, diwajibkan baginya untuk meratakan air ke seluruh tubuh dan disunahkan baginya memulai dari badan bagian kanan, baru kemudian bagian yang kiri. Hal ini berdasarkan Hadits berikut, "Dari 'Aisyah -istri Nabi Sholallahu 'Alaihi wasalam- bahwa Nabi Sholallahu 'alaihi wasalam bila mandi junub, beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangan beliau, kemudian berwudhu' sebagaimana wudhu' hendak sholat. Selanjutnya, beliau memasukkan jari-jari tangannya ke dalam air, lalu menyela-nyelai pangkal rambut kepala. Setelah itu beliau menyiram kepalanya dengan air sepenuh kedua telapak tangannya tiga kali, lalu meratakannya ke seluruh tubuh." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha, "bahwa Nabi Sholallahu 'Alihi wasalam suka mendahulukan yang kanan ketika memakai sandal, bersisir, bersuci, dan dalam semua urusan beliau." (HR. Bukhari dan Muslim)
Seseorang yang mandi wajib hendaknya juga memperhatikan ketiak dan semua lipatan tubuh serta selangkangannya, agar dibersihkan. Hal ini didasarkan pada hadits 'Aisyah, ia berkata, "Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wasalam bila mandi junub, beliau memulainya dengan membasuh kedua telapak tangan, lalu membersihkan semua lipatan tubuhnya (termasuk farji-nya). Setalah (semuanya bersih dan) kedua tangannya dibersihkan, kedua tangannya lalu beliau gosokkan ke dinding. Selanjutnya, beliau berwudhu', lalu menyiram kepalanya (dan meratakan air ke seluruh tubuh)." (HR. Abu Dawud, Dishahihkan Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/48).
Selain itu, hendaklah dia menggosok bagian badan yang tidak mudah terjangkau air. Hal ini didasarkan pada hadits 'Aisyah yang menyebutkan bahwa Nabi Sholallahu 'Alaihi Wasalam bersabda, "... kemudian ia siramkan air ke atas kepalanya, lalu ia gosok dengan benar-benar (supaya airnya merata)..." (HR. Muslim)

9. Berpindah dari tempat semula, lalu membasuh kedua kaki.
Di akhir rangkaian mandi, sebelum membasuh kedua kaki, dianjurkan bagi seseorang yang mandi wajib untuk bergeser dari tempat semula, Hal ini didasarkan pada hadits Maimunah Radhiyallahu 'anha, ia berkata, "Biasanya Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wasalam mencuci farji-nya dan berwudhu' terlebih dahulu sebagaimana wudhu' hendak sholat tanpa membasuh kedua kaki. Setelah meratakan air ke seluruh tubuh, beliau menggeserkan kedua kakinya dari tempat semula, lalu membasuh keduanya. Inilah cara beliau mandi junub." (HR. Bukhari) -Syaikh Bin Baz Rahimahullah berkata, "Membasuh kedua kaki di akhir rangkaian mandi, membasuhnya saat melakukan rangkaian wudhu' sebelum mandi, atau tidak membasuhya lagi adalah sama saja (boleh)."
Utamanya, agar tidak mengeringkan badan dengan handuk atau lap yang lain. Hal ini didasarkan pada Hadits Maimunah Radhiyallahu 'Anha, ia berkata, "Saya pernah menyiapkan air untuk mandi junub Rasulullah, Beliau lalu mencuci kedua telapak tangannya dua atau tiga kali, kemudian memasukkan tangan kanannya ke dalam wadah air (untuk menciduk air), lalu mencuci farji beliau dengan tangan kiri. Setelah itu beliau membersihkan tangan kirinya dengan debu sampai benar-benar bersih, kemudian berwudhu' sebagaimana wudhu' hendak sholat. Selanjutnya, beliau menyiram kepalanya dengan air sepenuh kedua telapak tangan tiga kali, kemudian meratakannya ke seluruh tubuh. Setelah itu beliau bergeser dari tempat semula, lalu membasuh kedua kakinya. Selanjutnya, saya memberikan handuk kepada beliau, namun beliau menolaknya.” (HR. Muslim)

Dianjurkan juga bagi seseorang yang mandi wajib agar tidak berlebihan atau boros dalam menggunakan air mengingat banyaknya (volume-pen) air yang digunakan Nabi Sholallahu 'alihi wasalam ketika mandi dan berwudhu' sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut ini, Dari Anas Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata, "Nabi Sholallahu 'Alaihi Wasalam biasa mandi dengan air sebanyak satu sha' sampai dengan lima mud dan biasa berwudhu' dengan air sebanyak satu mud." (HR. Bukhari, Muslim, Nasa'i, Abu Dawud, Ahmad, dan Darimi dengan lafadz Bukhari) ( 1 sha' = 3 liter, 1 mud =5/6 liter-pent)
__________________________________________________________
MAROJI' : TATA CARA BERSUCI NABI. SA'ID BIN 'ALI BIN WAHF AL QAHTHANI



Note :
*farji = kemaluan


1 komentar:

Taufik mengatakan...

Luar biasa, membahas hal yang biasanya di anggap tabu oleh orang-orang padahal sangat penting.